1. AKHIRNYA 4 Ojek Pangkalan Kala 4 Ojek Pangkalan Jadi Tersangka karena Memaksa Turunkan Ibu & Bayi dari Ojol
INFO Tanahmerah AKHIRNYA 4 Ojek Pangkalan Pada Jumat, 25 Juli 2025, sekitar pukul 14.30 WIB, seorang ibu bersama bayi (±6 bulan) tiba di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, usai perjalanan KRL dari Stasiun Rawa Buntu. Mereka lalu memesan taksi online untuk pulang akibat hujan deras. Di tengah kondisi tersebut, sekelompok ojek pangkalan mendadak menghadang taksi, memaksa penumpang keluar meskipun sedang menggenggam payung dan membawa bayi
Para pengemudi pangkalan menegaskan bahwa ojol dilarang menjemput penumpang di area stasiun karena adanya “perjanjian kewilayahan”. Namun, menurut saksi mata pemaksaannya berlangsung tidak manusiawi, apalagi menghadapi ibu yang sedang menggandeng bayi di tengah hujan lebat
2. Aksi Mengancam: Batu di Tangan, Ketegangan di Jalan
Dalam video yang viral, beberapa opang disebut-sebut sempat menunjukkan batu kepada sopir taksi online sebagai ancaman. Kondisi memanas memaksa sopir menurunkan penumpang demi menghindari kekerasan fisik lebih lanjut
Baca Juga: Pemprov Tetapkan Harga Retribusi Penggunaan Stadion Utama untuk PSMS, Bobby: Diberi Diskon Besar
3. AKHIRNYA 4 Ojek Pangkalan Polisi Turun Tangan & Mediasi
Menanggapi viralnya insiden, Kapolresta Tangerang, Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, turun langsung ke lokasi pada Minggu, 27 Juli 2025. Dia menyebut masalah ini berawal dari miskomunikasi soal operasional zona pangkalan vs ojol, dan bukan aksi kriminal murni. Untuk itu, pihak kepolisian memfasilitasi pertemuan mediasi antara kedua kelompok agar tidak menimbulkan korban di pihak penumpang
4. AKHIRNYA 4 Ojek Pangkalan Penetapan Tersangka: Ancaman 5 Tahun Penjara
5. Sorotan Publik: Empati vs Regulasi
Insiden ini memantik kritik dari warganet, yang menilai tindakan opang tersebut sangat tidak manusiawi. Seorang perekam video menyuarakan emosi:
“Bayangkan saja, hujan deras, ibu itu bawa bayi, tapi tetap dipaksa turun… Kalau saya enggak tahan diri, mungkin sudah adu fisik di situ.”
6. Pesan yang Harus Dipetik
-
Mediasi reguler antar komunitas transportasi penting untuk mencegah eskalasi konflik.
-
Regulasi zona penjemputan harus fleksibel dan mempertimbangkan keadaan penumpang, bukan bersifat kaku.
-
Untuk masyarakat: jika terjadi penghadangan atau tindakan intimidatif, penting untuk segera meminta bantuan petugas keamanan dan mendokumentasi kejadian.
Simpulan
Insiden di Stasiun Tigaraksa menggambarkan ketegangan antara aturan wilayah ojek pangkalan dan hak penumpang atas layanan aman dan layak. Semoga kasus ini menjadi momentum untuk mempertemukan dialog antar komunitas dan memperkuat perlindungan terhadap konsumen ojol.